Minggu, 25 Desember 2016

Berkunjung ke Vihara Setia Budi Medan



Nama: Rizki Ramadhan
Nim: 3152122015

 Berkunjung ke Vihara Setia Budi
Pada hari jum’at setelah selesai perkulihan kami melakukan sebuah penelitian di daerah  Jl. Irian Barat, Gang Buntu, Medan, Sumatera utara  tempatnya yaitu di sebuah Vihara kembar dekat stasiun kereta api Medan. Pada saat sebelum pergi, kami berkumpul terlebih dahulu untuk melakukan arahan-arahan dan perjanjian pertemuan di lokasi penelitian tersebut dan akhir nya kami memilih untuk naik kereta dan kawan kami naik angkot, setelah itu aku dan Oscar memilih untuk pulang dulu kerumah ku untuk mengambil barang-barang ku, karena aku harus pulang kampung karena orang tua menelpon pada 3 hari yang lalu karena ada suatu hal yang harus aku lakukan ketika pulang dari Medan.
Setelah selesai mengambil barang kami lagsung bergegas pergi ke lokasi penelitian tersebut, kami pun mulai mengendarai kereta, mulai lah kemacatan yang tampak dan kami harus memotong jalan pintas agar tidak terjebak kemacetan. setelah bebas dari kemacetan dan sampai pada lokasi tersebut. Untuk memarkirkan kereta saja, kami harus memakir kan ke sebuah Plaza yang besar yaitu di center point. 
Setelah memakirkan nya kami bergegas berjalan menuju ke vihara tersebut dan menjumpai temen-temen kami yang sudah sampai terlebih dahulu. Terlihat dan terdengar suara mereka yang memanggil kami dan kami langsung menoleh dan menjawab panggilan mereka dan akhir nya temen 1 kelompok kami, dan kami langsung permisih kepada securitiya  setelah itu saya dan temen saya berpencar dan melihat keadaan suasana tersebut.
Sebelum masuk kedalam Vihara tersebut saya melihat dan memperhatikan sekali bangunan di luar Vihara tersebut. Saya sangat terpukau oleh bangunan arsitektur bangunan tersebut,apalagi bangunan tersebut cukup tinggi dan mempunyai menara yang kembar lalu Dua tiang penyangga bangunan yang ada di depan pintu itu berukir naga yang melingkar. Ukiran naga itu begitu indah, rapi, dan halus serta kalau saya lihat pasti itu memiliki harga jual yang sangat tinggi. Sedangkan dua patung Dewa Penjaga terlihat menyeramkan mengarah siapa saja yang ingin memasuki pintu Vihara.
Kami terus berkeliling dan sekalian melihat keindahan arsitektur bangunan ini, nah saya melihat penjaga dan saya permisih kepada nya seklaian bertanya mengenai sejarah Vihara tersebut dan bertanya tentang aktivitas di vihara tersebut, namun penjaga itu mengatakan bahwa dia tidak tau dan berulang kali kami tanya dia tidak mau memberikan informasih tentang aktivitas yang ada disini.
Namun setelah itu kami tidak menyerah dan terus mencari informasih mengenai Vihara tersebut, dan kami memberanikan diri untuk masuk, Lantas kami pun masuk dan langsung   mendatangi penjaga kedua nya, dan kami bertanya sama dengan apa yang kami tanya kan tadi dan ia tetap menjawab sama seperti apa yang tadi kami tanyakan kepada narasumber pertama kami, mereka seperti tertutup akan Informasih tentang Vihara tersebut, cukup sulit untuk membongkar sejarah yang ada di vihara ini. Namun kami memakai cara kedua dengan memperbanyak mengamati berupa mengamati artefak- artefak yang di aggap Suci, kami memotret nya dari setiap segi-segi patung tersebut. Luar biasa sekali keindahan patung tersebut cukup besar dan mengagumkan.
Pada dinding di sebelah kanan-kiri pintu terdapat pula ukiran bergambar Dewi Kwan’im dan ukiran bergambar Budha yang tampak sedang duduk di atas teratai. Dan yang cukup menarik pula, sejajar dengan patung Dewa Penjaga tadi ada patung-patung singa berkepala naga.
“Semua patung-patung, tiang berukiran naga, dan ukiran lainnya itu dikirim dari Tiongkok,” kata security di Vihara Setia Budi pada saya.
“Nah, untuk patung singa berkepala naga itu beratnya sekitar 5 ton saya rasa . Crane yang mengangkutnya saja terayun-ayun saat meletakkannya di sini,” sambungnya lagi.
 Vihara bertingkat lima ini selain tempat ibadah, juga sebagai ruangan aula. Dua bangunan kembar itu juga terdapat jembatan di atasnya yang berfungsi sebagai akses jalan dari gedung satu ke gedung dua.
Vihara kembar ini sebenarnya Vihara Setia Budi yang baru. Vihara yang lama berada di sebelah kirinya. Nah, lalu bangunan suci yang lama itulah sebuah vihara yang bernilai sejarah di Kota Medan.
Setelah banyak melihat bentuk-bentuk arsitektrur bangunan tersebut sayang nya kami tidak melihat aktivitas sembahayang pada masyarakat Budha, Cuma beberapa orang saja dan bisa di hitung jari yang berdatangan, lalu saya mengamati orang thionghoa yang sedang sembahayang sampai seleseai dan akhir nya kami memberanikan diri lagi untuk bertanya-tanya kepada informan ke  3 kali nya,, kami memulai percakapan. Nah.... kami bertanya maap “ko , sebelum nya kami minta waktu ko sebenter untuk bertanya mengenai kegiatan yang ada disini, namun secepat itu ia langsung menjawab kalau dia tidak bisa menjelas kan dan jawaban mereka persis seperti apa yang mereka jawab tadi, hmmmm....... susah ya berbicara dengan orang Thionghoa pada menutup pada masyarakat pribumi.
            Namun untuk kegagalan ke 3 kami tetap lanjut dan berkemas diri untuk pergi ke Vihara Setia Budi bangunan lamanya, dimana disana kami melihat orang Thionghoa dan orang india keling beribadah, kami melihat fenomena disana seperti mereka menggap kami orang asing melihat kedatangan kami, hanya satu orang lah dari orang thionghoa yang menyuruh kami masuk, dan menunjukan kepada kami, lalu pun kami masuk dan langsung menjumpai Informan tersebut, kami bertanya seperti apa yang kami tanyakan tadi, dan untuk informan ke tiga mereka tetap menjawab kalau mereka tidak tau sampai untuk informan ke ermpat kami memilih lokasi lain, di dekat lokasi tersebut dan kami memilih istirahat sejenak dan sambil memulihkan stamina, di sela-sela waktu istirahat kami sambil menunggu orang yang sedang ibadah dan berusaha sekali lagi, kami pun berbincang-bincang kepada temen-temen tak terasa orang yang kami tunggu pun keluar dan langsung kami bertanya kepada nya.
Nama informan tersebut adalah pak Ahong, pak Ahong adalah seorang pengusaha yang berumuran 36 tahun. Menurut pendapat dari pak Ahong mengenai  sejarah yang ada di Vihara  Setia Budi tersebut bahwa sejarah Vihara setia Budi ini Konon dari beberapa sumber, Vihara Setia Budi itu dibangun pada tahun 1908. Dan Tjong A  Fie, seorang tokoh Cina yang terkenal dermawan dan dekat dengan Kesultanan Deli dan pemerintahan Belanda ikut mendanai pembangunan Vihara Setia Budi tersebut. Tjoung A Fie tidak asing lagi namanya bagi masyarakat khusus nya Medan, Tjoung a Fie adalah seorang tokoh yang sangat kuat akan bertoleransi dan membantu dalam pembangunan seperti Masjid Raya, Istana Maimun, Masjid Gang bengkok dan masik banyak lagi bangunan di medan bersejarah karena bantuan dia.
Karena waktu sudah cukup larut siang dan menunjukan pada pukul 12.00 akun pun bergegas pulang dan meninggal kan teman-teman saya, dan memilih jalan pulng masing-masing namun aku dan dan salah satu teman saya menuju ke sebuah masjid untuk melaksanakan shlat jumat di Masjid Polri dekat vihara setias Budi, dan segera mengambil wudhu dan sambil mununggu di laksanakan waktu shalat Jumat.
Setelah selesai nya shalat jumat aku dan temen saya menuju salah satu tempat  yaitu ke warung makan dan beristirahat. Setelah selesai duduk dan makan kami langsung pergi dan mengunjungi ke salah satu Plaza di lokasi Center Point dan duduk disana sambil menunggu jam 17.00 untuk keberangkatan menuju ke Kisaran yaitu kampung ku.
Waktu pun sudah 17.00 saya langsung bergegas ke Stsiun kereta api bersama Oscar, dan Oscar masih menemani ku dalam perjalanan menuju ke Stasiun kereta api, dan jarak 15 menit, kereta api pun berangkat dan saya sudah naik di dalam nya dan harus meninggalkan kota medan.
Pada hari minggu jam 9 pagi, aku pun pulang balik ke Medan,  5 jam waktu berlalu akhir nya pun saya sampai di kota Medan dan ke esokan hari nya saya melakukan penelitian kembali sendiri karena sedikit nya bahan yang saya dapat maka saya melakukanya penelitian lagi dan menjumpai salah satu teman saya yang beragama kan agama Budha. Nama nya adalah Kevin ia seorang Mahasiswa ia mengatakan bahwa aktivitas ibadah yang ada di Vihara wajib tanggal 1 sama 15 wajib ibadah. Tanggal 1 itu biasa dinamakan “Ceit sedangkan tanggal 15 “Cek go, di tanggal 1 itu biasa nya Imlek dan tanggal 15 Cap Gomeh” untuk ibadah lainya biasa diadakan menurut adanya waktu. Jadi kalau di tanggal yang telah di tentukan mereka membakar uang dan baju, itu bentuk pengganti uangnya sebuah kertas kuning, dan  untuk kematian seseorang pada kepercayaan ini mereka tidak memboleh kan menyembayang kan tidak boleh di atas umuranya yang boleh umur di bawah nya atau adek nya . lalu menurut pendapat nya bahwa seorang itu meninggal bahwa mereka seperti hidup kembali di akhirat, apa  yang kita lakuin dunia maka akan terjadi kembali percis seperti di akhirat.2 harimau putih dinamakan tawusi, menurut pendapatnya mereka beranggapan jikalau kita masuk dan keluar kita bakal di lindungi menurut pendapat nya.
Naga melambangkan keperkasaan dan melindungi, ciri naga memandang ke atas bahwa naga di anggap sakral. Mungikin Cuma yang bisa saya dapat kan dari informan ke dua saya di kaenakan pas dia lagi ada kesibukan. Dan setelah itu saya pulang dan mengucapkan terimakasih sekian.




Dibawa ini adalah Gambar dari Vihara Seti Budi dan berbagai Artefak- Artefak.
                    
      
           
 
        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar